Waspada! Penggunaan Antibiotik Sembarangan Berbahaya, Kenali Dosis Antibiotik yang Aman untuk Pengobatan
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan sembarangan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Alih-alih menyembuhkan, penggunaan antibiotik tanpa resep dokter dan tidak sesuai dosis antibiotik yang benar dapat memicu resistensi bakteri, membuat infeksi di kemudian hari menjadi lebih sulit diobati. Oleh karena itu, pemahaman mengenai dosis antibiotik yang aman dan tepat sangatlah penting.
Dosis antibiotik ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk jenis infeksi bakteri, tingkat keparahan infeksi, usia pasien, berat badan, fungsi ginjal dan hati pasien, serta jenis antibiotik yang digunakan. Dokter akan melakukan diagnosis yang tepat untuk menentukan jenis bakteri penyebab infeksi dan meresepkan antibiotik yang spesifik dengan dosis antibiotik yang sesuai dengan kondisi pasien. Mengubah dosis antibiotik tanpa konsultasi dokter, baik mengurangi maupun menambah, dapat berakibat fatal.
Mengurangi dosis antibiotik dari yang diresepkan dapat menyebabkan bakteri tidak terbasmi sepenuhnya, sehingga infeksi dapat kambuh dan bakteri berpotensi menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Resistensi antibiotik adalah kondisi di mana bakteri menjadi kebal terhadap efek antibiotik, membuat pengobatan infeksi menjadi lebih sulit dan mahal, bahkan berpotensi mengancam jiwa.
Sebaliknya, menambah dosis antibiotik melebihi anjuran dokter tidak akan mempercepat penyembuhan dan justru dapat meningkatkan risiko efek samping yang merugikan bagi tubuh, seperti gangguan pencernaan, reaksi alergi, kerusakan organ hati atau ginjal, dan efek samping lainnya tergantung jenis antibiotiknya. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti anjuran dokter terkait dosis antibiotik dan lama pengobatan yang telah ditentukan.
Informasi Tambahan:
Berdasarkan kampanye edukasi “Bijak Menggunakan Antibiotik” yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandung pada hari Sabtu, 19 Juli 2025, pukul 10.00 WIB di Gedung IDI Jawa Barat, dr. Tania Wijaya, M.Kes., selaku ketua panitia, menyampaikan keprihatinannya atas masih tingginya tingkat penggunaan antibiotik tanpa resep dan tidak sesuai aman dosis antibiotik di masyarakat. Beliau menekankan bahwa edukasi mengenai bahaya resistensi antibiotik dan pentingnya mengikuti anjuran dokter terkait dosis antibiotik perlu terus digencarkan. Sementara itu, laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jawa Barat pada tanggal 26 Juli 2025 mencatat adanya peningkatan temuan apotek yang menjual antibiotik tanpa resep dokter. Kepala BPOM Provinsi Jawa Barat, Dra. Yuni Lestari, Apt., M.Si., menyatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas apotek yang melanggar aturan tersebut demi melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya resistensi antibiotik akibat penggunaan dosis antibiotik yang tidak tepat.
Jangan pernah mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter dan selalu patuhi dosis antibiotik serta lama pengobatan yang telah diresepkan. Jika Anda merasa kondisi membaik sebelum masa pengobatan selesai, tetap habiskan seluruh antibiotik sesuai anjuran dokter untuk memastikan bakteri benar-benar terbasmi dan mencegah terjadinya resistensi. Konsultasikan selalu masalah kesehatan Anda dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.