Merokok Terlalu Sering Bisa Memicu Rusak Paru

Admin_puskesjakut/ April 17, 2025/ Edukasi, Kesehatan

Merokok adalah kebiasaan berbahaya yang memiliki dampak negatif yang luas bagi kesehatan, dan salah satu organ yang paling rentan terhadap kerusakannya adalah paru-paru. Kebiasaan merokok terlalu sering dan dalam jangka panjang dapat secara signifikan memicu rusak paru. Berbagai zat kimia berbahaya dalam asap rokok dapat mengiritasi dan merusak saluran pernapasan serta alveoli (kantung udara kecil di paru-paru), yang pada akhirnya menyebabkan berbagai penyakit paru-paru kronis. Mengabaikan bahaya merokok sebagai pemicu utama rusak paru dapat berakibat fatal dan menurunkan kualitas hidup secara drastis.

Pada hari Rabu, 16 April 2025, di sebuah seminar kesehatan pernapasan yang diadakan di Rumah Sakit Paru Sehat, Jakarta Timur, seorang dokter spesialis paru, Dr. Agung Prasetyo, menjelaskan secara rinci mengenai bagaimana kebiasaan merokok terlalu sering dapat memicu rusak paru. Beliau menerangkan bahwa asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya, termasuk tar, nikotin, karbon monoksida, dan berbagai iritan lainnya. Zat-zat ini dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran pernapasan, penyempitan saluran udara, dan kerusakan pada alveoli, yang mengurangi kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

Dr. Agung juga merujuk pada data fiktif dari catatan medis rumah sakit selama periode 1 tahun terakhir. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang didiagnosis dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan kanker paru-paru memiliki riwayat merokok yang signifikan, seringkali dimulai sejak usia muda dan dilakukan terlalu sering setiap harinya. Gejala rusak paru akibat merokok dapat berupa batuk kronis, sesak napas, mengi, dan produksi dahak berlebihan. Pada stadium lanjut, pasien dapat mengalami kesulitan bernapas bahkan saat istirahat. Data ini mengilustrasikan betapa berbahayanya kebiasaan merokok terlalu sering terhadap kesehatan paru-paru.

Lebih lanjut, dalam sesi tanya jawab seminar tersebut, seorang peserta bertanya mengenai apakah berhenti merokok dapat memulihkan rusak paru yang sudah terjadi. Dr. Agung menjelaskan bahwa kerusakan paru-paru akibat merokok bersifat kumulatif dan tidak sepenuhnya dapat dipulihkan. Namun, berhenti merokok, meskipun pada usia lanjut, dapat memperlambat laju kerusakan paru-paru lebih lanjut dan mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius. Semakin dini seseorang berhenti merokok, semakin besar peluang untuk mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah.

Sebagai kesimpulan, kebiasaan merokok terlalu sering adalah pemicu utama rusak paru dan berbagai penyakit pernapasan kronis yang serius. Kesadaran akan bahaya ini dan upaya untuk menghindari atau menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Paru-paru yang sehat adalah kunci untuk tubuh yang sehat dan aktif.

Share this Post