Waspada Cacar Monyet! Kenali Ciri-ciri, Gejala Awal, dan Bahayanya

Admin_puskesjakut/ April 10, 2025/ Berita

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh virus cacar monyet, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 pada koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Kasus pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Penting untuk mengenali ciri-ciri, gejala, dan bahaya cacar monyet agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.  

Ciri-ciri utama cacar monyet pada manusia meliputi ruam kulit yang berkembang secara bertahap. Ruam ini dimulai sebagai bintik-bintik merah kecil (makula), kemudian berkembang menjadi benjolan berisi cairan (papula), selanjutnya menjadi lepuhan berisi nanah (vesikula dan pustula), dan akhirnya mengering serta mengelupas. Ruam seringkali muncul di wajah, tangan, kaki, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Gejala awal cacar monyet mirip dengan gejala penyakit flu, meliputi demam, sakit kepala hebat, nyeri otot (myalgia), sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), dan kelelahan yang luar biasa. Gejala ini biasanya muncul 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus (masa inkubasi). Ruam kulit umumnya muncul 1-3 hari setelah timbulnya demam.

Bahaya cacar monyet dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan individu yang terinfeksi. Pada sebagian besar kasus, penyakit ini bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-4 minggu. Namun, pada beberapa individu, terutama anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, komplikasi serius dapat terjadi. Komplikasi yang mungkin timbul meliputi infeksi bakteri sekunder pada kulit, pneumonia, ensefalitis (peradangan otak), dan infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

Penularan virus cacar monyet dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi (misalnya melalui gigitan atau cakaran), kontak dengan cairan tubuh atau lesi kulit hewan yang terinfeksi, atau melalui konsumsi daging hewan yang terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang. Penularan antarmanusia dapat terjadi melalui kontak dekat dengan cairan tubuh, droplet pernapasan besar, atau kontak dengan benda yang terkontaminasi virus (misalnya pakaian atau linen).

Share this Post